Presiden RI

Presiden Joko Widodo Ikuti Foto Bersama dan Sesi KTT G20

Sabtu, 30 Oktober 2021 22:38 WIB

Setelah mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Hotel Splendide Royal, Roma, Sabtu, 30 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo menuju La Nuvola untuk menghadiri KTT G20.

Bersama delegasi terbatas, Presiden Jokowi berangkat sekitar pukul 10.45 waktu setempat (WS) dari Hotel Splendide Royal dan tiba sekitar pukul 11.05 WS. Presiden Jokowi tiba setelah Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, yang hadir selaku Ketua ASEAN, dan sebelum Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Setibanya di La Nuvola, Presiden disambut langsung oleh Perdana Menteri Italia, Mario Draghi. Keduanya kemudian berfoto bersama sebelum menuju tempat seluruh ketua delegasi yang hadir melakukan foto bersama.

Pada sesi foto bersama, Presiden Joko Widodo berada di barisan depan tengah, bersama troika lainnya yaitu Italia dan Arab Saudi. Di sebelah kanan Presiden Jokowi berdiri Sultan Hassanal Bolkiah, sementara di belakang Presiden berdiri Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM India Narendra Modi.

Usai berfoto bersama, seluruh pemimpin delegasi memasuki ruangan untuk mengikuti sesi working lunch tentang ekonomi dan kesehatan global. Dalam sesi tersebut, Presiden Joko Widodo turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Co-Sherpa Kementerian Luar Negeri Dian Triansyah Djani.

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya pada sesi KTT G20 yang membahas soal ekonomi dan kesehatan global mengajak semua negara untuk memperkuat arsitektur kesehatan global.

Selain ketahanan kesehatan dunia, Presiden Jokowi juga mendorong para pemimpin G20 untuk mempercepat pemulihan ekonomi global yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Menurutnya, G20 perlu menjadi katalis bagi koordinasi menuju normalisasi kebijakan ekonomi, setelah dalam dua tahun ini dunia menjalankan kebijakan extra-ordinary di bidang fiskal, moneter, dan sektor keuangan.

Lanjutnya, G20 juga harus menjadi katalis bagi dukungan likuiditas dan restrukturisasi utang bagi negara miskin. Selain itu, juga bagi reaktivasi konektivitas global, khususnya sektor yang mengandalkan pergerakan manusia dan barang, seperti pariwisata dan manufaktur.

Tampilan Penuh